3. [Lux Aeterna] Jasad yang Tertinggal

|

Aku mati siang tadi.
Dikubur dibawah gundukan tanah kering.
Hanya nama dalam nisan.

Adakah jiwaku diterima di genggaman-Nya?
Adakah sampah tiada arti ini layak disandingkan dengan jiwa-jiwa para Nabi?

Setidaknya aku masih belum tahu jawabannya.
Aku belum berhak menemui-Nya malam ini.
Bahkan Tuan Munkar dan Tuan Nakir belum ada tanda menemuiku untuk 3 pertanyaan.

Jiwaku masih melayang-layang malam ini.
Menaiki langit demi langit hingga Arsy.
Aku bertemu Noah, Ibrahim, Yusuf, Solomon.
Anehnya, mereka semua memalingkan muka ketika aku menyapanya.

Maka sampailah jiwaku pada pintu terakhir. Ar-Rhoyyan nama pintu itu.
Penjaga pintu, Tuan Gabriel menyapa jiwaku
"Wahai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya"

Belum sempat Tuan Gabriel membuka gerbang, datanglah Tuan Izrail.
"Sesungguhnya jiwa ini belum berhak memasuki pintu ini wahai Gabriel, Bahkan ia belum memasuki gerbang Al-Mizan."
Berkata lagi Tuan Izrail. "Sesungguhnya Jasad pemilik jiwa ini masih tertinggal di dunia wahai Gabriel"

Ya. Ternyata jasadku masih tertinggal.
Berpisah dimensi dengan jiwa.
Besok lusa bahkan kamu masih bisa melihatku berjalan.

Itulah jasad kosongku.
Tak usahlah kau hiraukan jasad kosong itu.
Karena memang jasad itu menunggu kematian fisik.
Hanya Tuan Izrail yang menjanjikan.


Ask Me Anything
Follow me on Twitter
Recommend me on Google Plus
feedback