Untitled

|


Puisi Karya Izzudin Ammar

Letih aku rasanya didepak angin
Mereka bersayap di kaki yang menancap punggung- punggung
Aku saja insan yang tahu
Sebab telah terkurung yang lainnya
Dalam lampu-lampu, asap-asap, dan lullaby
Wibawa seorang manusia untuk mengasihi
 

Seperti angin bergelar di sendi dan wajah, aku yang menyala-nyala
Biar anginlah yang menuntun kembali, biarpun aku letih
Lebih suci rasanya dari petuah kaum repetisi
Seperti nama Tuhan di langit, pekat dan gelap
Dingin angin hanya seperti hadiah cinta
Supaya aku terlelap dan tidak bersuara
Biar telingaku yang lebih peka
 


Di malam yang berbintang, hanya?
Aku rasa harusnya aku menjadi angin
Mengaliri jiwa pendamba hak asasi
Agar tidak ada yang mati besok pagi
Tanpa dikenang, hanya nama dalam nisan
Anginlah tidak akan sekalipun lupa
 

Bau hasrat manusia
Dinamai harapan atau apalah bentuknya
Hanya untuk tetap hidup esok pagi
Dengan jiwa usang bawaan
Tapi anginlah tahu aku masih punya naluri
Dinamai cinta atau apalah sebutannya.
Ask Me Anything
Follow me on Twitter
Recommend me on Google Plus
feedback