Komuni

|

(Izzudin Ammar Askarullah)

Serumpun bayang di hutan mati mereka tak tahu berapa kali telah mati
Semisal semusim di semilir angin imajiner
Seperti sekutu rumbia dan para pemain harap
Memilin dadu, bertasbih
Mengikat layu

Laku mereka berduyun-duyun tak mengingkar tak menghasut
Menahbiskan jembatan suara-suara
Dan bercermin di tebing bergambar tujuh nyawa
Tanpa harus menghapus langkah mengurangi wajah hanya membunuh nama

Kira mereka ada jalan layang segelap kosmos yang harus dilalui
Meski hanya berbekal cahaya setipis nyawa.

(Aku juga dapat bersuara, meski serusak ketidakbetulan di mana konstruksi mulai ada dan sekedip kemudian berjumpa tiada)

Ask Me Anything
Follow me on Twitter
Recommend me on Google Plus
feedback